Jumat, 28 Oktober 2016

laporan praktikum fisiologi hewan-2



LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
AKTIVITAS ENZIM AMILASE
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.
Disusun oleh :

KELOMPOK 2
Dini Fajriani (14541001)
Eneng Diarini Nur Fadilah (14541010)
Hanie Nur Fauziah (14541039)
Neng Vivi Silvianur (14541030)
Novie Achdiani Pratiwi (14541023)
Saepul Milah (14541015)
Silvi  Handriyati (14541013)
BIOLOGI 3-A

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT
Jl.Pahlawan No.32 Sukagalih
2016







BAB I

A.    Judul
Aktivitas Enzim Amilase.
B.     Tujuan
             Untuk mengetahui aktivitas enzim amilse pada saliva serta untuk mengetahui pengaruh suhu  terhadap enzim amilase tersebut yang dilihat dari perubahan warna.
C.     Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
1.      Tabung reaksi
2.      Rak tabung reaksi
3.      Pembakar spirtus
4.      Kaki tiga
5.      Termometer
6.      Gelas kimia
7.      Pipet tetes
8.      Penjepit kayu
9.      Kasa asbes
10.  Bunsen
11.  Spatula
12.  Corong gelas
13.  Stopwach Handphone
14.  Kain kasa
                    Bahan yang digunakan :
1.      Saliva 20 ml
2.      Air putih 400 ml
3.      Larutan amilum
4.      Lugol
5.      Larutan iodium

D. Langkah Kerja 

1.      Diambil saliva yang telah terkumpul dari semua praktikan.
2.      Disaring saliva dengan kain kasa kasar.
3.      Disediakan tiga buah penangas air.
4.      Dipanaskan air tersebut sampai pada temperature yang diinginkan.
5.      Dipanaskan larutan amilum sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi sebanyak tiga buah.
6.      Dimasukkan tabung reaksi ke dalam penangas air yang telah disiapkan.
7.      Dimasukkan 15 tetes saliva yang telah disaring selama 10 menit ke dalam tabung reaksi.
8.      Dicatat waktu pemasukan 15 tetes saliva tersebut ke dalam tabung reaksi.
9.   Dilakukan tes dengan larutan iodium dan benedict sampai terjadi titik achromatis pada setiap interval 1 menit dan di catat waktunya.
10.  Dilakukan tabung reaksi agar tidak dikeluarkan selama pengujian iodium dan benedict.
11.  Dilakukan penangas air agar tetap konstan.
12.  Dibandingkan hasil dari masing-masing tabung percobaan. 




BAB II

          E.  Hasil Pengamatan dan Pembahasan
                 E.1  Tabel hasil pengamatan aktivase enzim amilase pada saliva
1.      Perubahan warna larutan dengan suhu <24oC
No
Waktu (menit)
Perubahan warna
1.
1
Ungu (+++)
2.
2
Ungu (+++)
3.
3
Ungu (+++)
4.
4
Ungu (++)
5.
5
Ungu (+++)
6.
6
Ungu (++)
7.
7
Ungu (++)
8.
8
Ungu (+++)
9.
9
Ungu (++)
10.
10
Ungu pudar

2.      Perubahan warna larutan dengan suhu 37-38oC
No
Waktu (menit)
Perubahan warna
1.
1
Bening
2.
2
Bening
3.
3
Bening
4.
4
Bening
5.
5
Bening
6.
6
Bening
7.
7
Bening
8.
8
Bening
9.
9
Bening
10.
10
Bening

3.      Perubahan warna larutan dengan suhu >90oC
No
Waktu (menit)
Perubahan warna
1.
1
Ungu (+++)
2.
2
Ungu (+++)
3.
3
Ungu (++)
4.
4
Ungu (++)
5.
5
Ungu (+)
6.
6
Ungu (+)
7.
7
Ungu (+)
8.
8
Ungu pudar
9.
9
Ungu ungu kekuningan
10.
10
Ungu, kuning kecoklatan dan terdapat gumpalan

E.2 Pembahasan
Enzim adalah molekul dalam suatu protein yang berperan sebagai biokatalisator yang berfungsi untuk mengkatalis reaksi-reaksi metabolisme yang berlangsung pada makhluk hidup. Praktikum kali ini kami melakukan uji enzim amylase air ludah atau saliva, yang bertujuan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya kandungan enzim amylase pada air ludah atau saliva. Kami  melakukan  uji yang dilakukan dengan menggunakan tiga percobaan pada suhu pemanasan yang berbeda-beda, yaitu suhu 240c, 370c-38oC dan yang terakhir >900c.
Pada suhu 240c setelah melakukan percobaan didapatkan hasil putih jernih seperti semula tidak mengalami perubahan warna. Namun warna ungu yang ditimbulkan oleh reagen lugol mengalami proses pemudaran yang lama. Ini menunjukan bahwa adanya reaksi antara lugol dan amilum. Saliva yang terdapat dalam amilum tersebut telah rusak. 
Pada suhu 370C tidak terjadi perubahan warna hingga akhir percobaan larutan tersebut tidak mengalami perubahan warna (masih berwarna putih), dan ini menunjukan bahwa enzim dapat bekerja bagus dan optimal setiap enzim memiliki suhu yang bekerja secara optimal yaitu pada suhu sekitar 37oC pada tubuh manusia. Sehingga ketika larutan amilum dan saliva dipanaskan pada suhu 37-38oC enzimnya bekerja secara baik.
Pada suhu diatas 90oC keadaan larutan yang awalnya putih berubah menjadi warna kuning kecoklatan dan terdapat terdapat gumpalan yang berwarn putih. Ini menunjukan bahwa enjim amilase yang terdapat pada saliva telah rusak, karena enzim dipengaruhi oleh temparatur, kebanyakan enjim akan menjadi nonaktif pada suhu 50oC (poedjadi,2006). Apabila suhu terlalu tinggi, struktur tiga dimensi enzim akan rusak, sehingga substrat tidak lagi dapat terikat dengan enzim.
Enzim ini mempunyai kondisi dan suhu optimum tertentu untuk bekerja atau bereaksi dengan baik. Banyak yang  mempengaruhi laju reaksi suatu enzim, diantaranya yang penting adalah suhu, konsentrasi-kinsentrasi substrat dan enzim. Beberapa faktor yang utama yang lain adalah pH, kekuatan dan adanya inhibitor.
      Selain itu fungsi enzim sebagai katalis untuk reaksi kimia dapat terjadi baik didalam
     maupun diluar sel. Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Suatu enzim dapat bekerja 108 sampai 1011 kali lebih cepat dibandingkan laju reaksi tanpa katalis. Enzim bekerja sebagai katalis dengan cara menurunkan energi aktifasi, sehingga laju reaksi meningkat (Poedjadi, 2006). Enzim-enzim hingga kini diketahui berupoa molekul-molekul besar yang berat molekulnya ribuan. Karena enzim tersebut dilarutkan dalam air, maka akan menjadi suatu koloid. Beberapa enzim, diketahui memiliki kemampuan untuk mengubah substrat menjadi hasil akhir dan sebaliknya, yaitu mengubah kembali hasil akhir menjadi substrat jika kondisi lingkungan berubah. Contohnya adalah enzimenzim dari golongan protease dan urase serta beberapa jenis enzim lainnya (Dwidjoseputro, 1992).
Suatu enzim hanya dapat bekerja spesifik pada suatu substrat untuk suatu
    perubahan tertentu. Misalnya, sukrase akan menguraikan rafinosa menjadi melibiosa dan fruktosa, sedangkan oleh emulsin, rafinosa tersebut akan terurai menjadi sukrosa dan galaktosa (Salisbury, 1995).
Seperti halnya katalisator, enzim juga dipengaruhi oleh temperatur. Hanya
     saja enzim ini tidak tahan panas seperti katalisator lainnya. Kebanyakan enzim akan menjadi non aktif pada suhu 50o C (Poedjiadi, 2006). Apabila suhu terlalu tinggi, struktur tiga dimensi enzim akan rusak, sehingga substrat tidak lagi dapat terikat dengannya. Dengan demikian enzim tersebut tidak akan dapat menjalankan fungsinya lagi sebagai biokatalisator. Pada umumnya denaturasi ini bersifat tidak terbalikan atau permanen (Salisbury, 1995).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim diantaranya adalah (Dwidjoseputro, 1992) :
1. suhu
Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu maka reaksi menggunakan
katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim adalah
suatu protein maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian
aktig enzim akan terganggu sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang.
2. pH
Umumnya enzim efektifitas maksimum pada pH optimum, yang lazimnya
berkisar antara pH 4,5-8.0. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi denaturasi
protein.
3. konsentrasi enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim
tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat
tertentu, kecepatan reaksibertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
4. konsentrasi substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi substrat akan
menaikkan kecepat reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi kecepatan
reaksi, walaupn konsenrasi substrat diperbesar.
5. zat-zat penghambat
Hambatan atau inhibisi suatu reaksi akan berpengaruh terhadap penggabungan
substrat pada bagian aktif yang mengalami hambatan.
Dalam banyak sistem akibat suhu tes reaksi enzim adalah mirip dengan tabiat
bahwa laju reaksi meningkat dengan kenaikan suhu dan akhirnya enzim kehilangan
semua aktivitas jika protein menjadi rusak akibat panas. Banyk enzim berfungsi
optimal dalam batas-batas suhu antara 25-370C. Akibat dari pH terhadap suatu reaksi
enzim menjadi rumit oleh beberapa factor yang dapat saling bersaing. Laju rekasi
berkurang di kedua sisi pH optimum untuk setiap kombinasi dari tiga alasan yang
mungkin (Page, 1989) :
1. Protein enzim dapat mengalami denaturasi akibat pH ektrem tinggi atau
rendah.
2. Protein enzim dapat memerlukan gugus-gugus asam amino yang
terionisasi pada rantai samping yang mungkin aktif hanya pada suatu
keadaan ionisasi
3. Substrat dapat diperoleh atau kehilangan proton dan reaktif dalam hanya
satu bentuk muatan.
Kelebihan enzim sebagai katalis antara lain (Suhtandry, 1985) :
1. Mempunyai tenaga katalitik yang jauh lebih besar
2. Spesifikasi pada substrat sangat besar sekali
3. Mempercepat reaksi tanpa produksi samping
4. Berjalan pada suhu temperatur normal
5. Bekerja dengan urutan reaksi tertentu                  
6. Reaksi menyimpan dan menghasilkan reaksi kimia lain.



 F.      Kesimpulan
     Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat di simpulkan bahwa kinerja enzim di pengaruhi oleh suhu. Aktivitas kerja enzim semakin meningkat seiring bertambahnya kenaikan suhu, namun laju kerja enzim menurun ketika enzim sudah mencapai suhu optimalnya. Hal tersebut di tandai dengan semakin cepatnya saliva yang di masukan ke dalam larutan amilum yang bereaksi dengan lugol. 







DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D., 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Page, D, S., 1989. Prinsip-Prinsip Biokimia edisi II. Erlangga, Jakarta
Poedjiadi, Anna, 2006. Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia PRESS, Jakarta.
Salisbury, F.B. dan Ross, C.W., 1995, Fisiologi Tumbuhan Jilid 2, ITB Press, Bandung.
Suhtanry, Rubianty, 1985. Kimia Pangan. Badan Kerja Sama Perguruan Negeri Indonesia Bagian Timur, Makassar.
Tim Dosen, 2008, Penuntun Praktikum FISIOLOGI TUMBUHAN II, UNHAS,Makassar

 




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar