LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.
Disusun oleh :
KELOMPOK 2
Dini Fajriani (14541001)
Eneng Diarini Nur Fadilah (14541010)
Hanie Nur Fauziah (14541039)
Neng Vivi Silvianur (14541030)
Novie Achdiani Pratiwi (14541023)
Saepul Milah (14541015)
Silvi Handriyati (14541013)
BIOLOGI 3-A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT
1.Tujuan
Percobaan
- Glukosa dalam urine yaitu untuk membuktikan bahwa ada dan tidaknya glukosa dalam urine tersebut.
- Albumin dalam urine yaitu untuk membuktikan bahwa ada dan tidaknya albumin dalam urine tersebut.
- Chlorida dalam urine yaitu untuk membuktikan bahwa ada dan tidaknya chlorida dalam urine tersebut.
- Amonia dalam urine yaitu agar kita dapat mengetahui dan mengenal bau amonia dari hasil penguraian urea dalam urine pada sampel tersebut.
2.1 Alat dan Bahan
Alat :
- Tabung Reaksi
- Pipet tetes
- Rak tabung
- Gelas ukur
-
Bahan:
- Amonia
- Urine
- Chlorida
- Asam nitrir pekat
- Albumin
- Larutan AgNo3 10%
- Larutan Benedict
Langkah
kerja
1.Mengambil
4 buah tabung reaks, kemudian
2.Diberi
tanda / label pada masing masing tabung dengan huruf A, B, C, dan D
3.
Ditambahkan 5 cc larutan gist yang telah dibuat dan kemudian di didihkan dengan
Bunsen.
4. Dmasukan
1cc larutan gist yang telah dipanaskan kedalam tabung A dan B.
5.Kemudian
diambil 5cc larutab gust yng masi dingin dan dimasukan kedalam tabung C dan D
6.
Kemudian ditambahkan kedalam masing masing tabung A,B,C dan D 1cc larutan
glukosa 10% dan 1cc Methylen blue.
7.Setelah
itu, semua tabung tersebut diencerkan denga ditambahkan aquades sebanyak 5cc
kemudian sumbat dengan ibu jari serta dikocok masing masing tabung raksi
tersebut.
8. setelah
itu tabung A dan C dibiarkan terbuka sedangkan tabung B dan D disumbat dengan
menggunakan kapas .
9.
dimasukan semua tabung reaksi tersebut kedalan pemanas air dengan suhu 40o C
10.
Kemudian melakukan pengamatan pwrubahan warna yang terjadi selang 10 menit
selama 40 menit .
HASIL PENGAMATAN
Berikut ini adalah gambar urin yang akan
dari sampel A dan sampel B yang akan dilakukan percobaan :
NO
|
URIN
|
SAMPEL A
|
SAMPEL B
|
1.
|
Gambar
|
|
|
Berikut ini adalah gambar dari beberapa
uji percobaan terhadap urin :
1.
Uji
Glukosa
NO.
|
URIN
|
UJI GLUKOSA
|
PENJELASAN
|
1.
|
Sampel A
|
|
a. Sebelum dipanaskan berwarna biru tua.
b. Setelah dimasukkan urin dan dipanaskan berwarna biru kehijauan.
c. Urinnya sehat.
|
2.
|
Sampel B
|
|
a. Sebelum dipanaskan berwarna biru tua.
b. Setelah dimasukkan urin dan dipanaskan tetap berwarna biru tua dan
lebih pekat.
c. Urinnya lebih sehat.
|
2.
Uji
Albumin
NO.
|
URIN
|
UJI ALBUMIN
|
PENJELASAN
|
1.
|
Sampel A
|
|
a. Tidak terdapat adanya cincin berwarna putih pada urin.
b. Urin sehat.
|
2.
|
Sampel B
|
|
a. Tidak terdapat adanya cincin berwarna putih pada urin.
b. Urin sehat.
|
3.
Uji
Chlorida
NO.
|
URIN
|
UJI CHLORIDA
|
PENJELASAN
|
1.
|
Sampel A
|
|
a. Terdapat endapan putih setelah ditambahkan AgNO3
b. Perubahan yang terjadi membuktikan adanya chloride radikal dalam urin
tersebut.
c. Urin sehat.
|
2.
|
Sampel B
|
|
a. Terdapat endapan putih setelah ditambahkan AgNO3
b. Perubahan yang terjadi membuktikan adanya chloride radikal dalam urin
tersebut.
c. Urin sehat.
|
4.
Uji
Amonia
NO.
|
URIN
|
UJI AMONIA
|
PENJELASAN
|
1.
|
Sampel A
|
|
a. Berwarna kuning bening
b. Berbau setelah dipanaskan
c. Terdapat ammonia dalam urin tersebut
d. Urinnya sehat
|
2.
|
Sampel B
|
|
a. Berwarna kuning bening
b. Tidak berbau setelah dipanaskan
c. Tidak terdapat ammonia pada urin tersebut
d. Urin kurang sehat
|
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
B. PEMBAHASAN
Urin
adalah salah satu hasil dari sisa metabolisme atau sampah yang harus keluar
dari tubuh. Urin juga mengatur jumlah cairan dalam tubuh. Zat yang keluar
bersama urin memang harus keluar dari tubuh atau bisa menjadi sumber penyakit
untuk tubuh. Untuk dari itu perlu dilakukan sebuah tes agar dapat kita dapat
mengetahui sejauh mana kesehatan tubuh kita. Untuk itu kami melakukan beberapa
tes yaitu uji glukosa, uji klorida, uji albumin dan uji amonia. Berikut hasil
dari praktikum yang telah kami lakukan:
1.
Uji
Glukosa
Pemeriksaan
glukosa urine dengan tes reduksi atau menggunakan benedict ini memanfaatkan
sifat glukosa sebagai pereduksi. Zat yang paling sering digunakan untuk
menyatakan adanya reduksi adalah yang mengandung garam cupri. Reagen terbaik
yang mengandung garam cupri adalah larutan Benedict. Prinsip dari tes Benedict, yaitu glukosa
dalam urine akan mereduksi kuprisulfat (dalam benedict) menjadi kuprosulfat
yang terlihat dengan perubahan warna dari larutan Benedict tersebut. Jadi, bila
urine mengandung glukosa, maka akan terjadi reaksi perubahan warna seperti:
a. Hijau : kadar glukosa 1%
b. Merah
: kadar glukosa 1.5%
c. Orange
: kadar glukosa 2%
d. Kuning
: kadar glukosa 5%
Namun, bila tidak terdapat glukosa, maka
reaksi tersebut tidak akan terjadi dan warna dari benedict tidak akan berubah.
Pada
saat praktikum kami menggunakan 2 sampel urin, sebelum memasukan urin kedalam
tabung reaksi, larutan benedict dipanaskan terlebih dahulu setelah larutan
tersebut panas urin dimasukan dan dipanaskan kembali. Setelah ± 1 menit,
larutan tersebut diamati. Dan di dapatkan hasil sebagai berikut:
Sampel A : warna berubah menjadi biru
kehijauan
Sampel B : warna tetap biru seperti
sebelum dipanaskan.
Hal tersebut menunjukan bahwa sampel
A dan B masih dikatagorikan bahwa urin tersebut masih dikatagorikan Normal. Namun bila dibandingkan dengan
sampel B lebih bagus atau dalam kata lain urin B tersebut lebih sehat daripada
sampel B bila dilihat dari perubahan yang terjadi. Seperti diatas dijelaskan
bahwa bila terjadi perubahan warna pada urin setelah diberi perlakuan maka
dapat mengidentifikasikan bahwa urin mengandung glukosa. Seperti yang telah
terlihat urin sampel A mengalami perubahan meskipun perubahannya tidak
signifikan maka dari itu kami tidak dapat menyimpulkan dengan pasti perkiraan
kadar glukosa yang dimiliki urin A.
2.
Uji
chlorida
Pada
uji Chlorida, kami mengguanakan 5 ml urin yang di tetesi dengan larutan NaOH
sebanyak 5 tetes. Setelah diamati pada
kedua sampel terdapat partikel – partikel kecil yang berwarna putih yang
terdapat pada urin, hal tersebut menunjukan bahwa sampel A dan sampel B positif
mengandung chlorida. Indikasi adanya chlorida ini menunjukan bahwa fungsi urin
masih bagus karena zat ini memang seharusnya
dikeluarkan oleh tubuh kita.
3.
Uji Albumin
Pada
uji yang dilakukan pada 2 sample urin (urin A dan urin B) didapat hasil
percobaan tida ada cincin putih pada air urin yang ditetesi asam pekat. Ini
menunjukan bahwa kedua sample urin sehat dan tidak ada gangguan pada ginjal
apabila pada sample urin di temukan cincin putih ketika ditetesi asam pekat ini
menunjukan adanya indkasi albuminuria yaitu keadaan rusaknya ginjal dimana urin
berisi terlalu banyak protein . Albumin ini merupakan salah satu protein utama
dalam tubuh manusia, yang seharusnya
diserap ketika melewati ginjal sehingga pritein dapat diserap lagi oleh tubuh
manusia.
4.
Uji Amonia
Pada percobaan
kali ini dengan menggunakan 2 sample uri yaitu sampel A dan sample B didapat
hasil bahwa ketika dipanasakan urin dengan sampel A memiliki bau seperti bau
pesing, ini menunjukan bahwa urin pada sampel A sehat karena terdapat bau
ketika dipanaskan. Sedangkan pada urin sampel B ketika dipanaskan tidak tercium
bau pesing ini menunjukan bahwa pada urin sampel B tidak mengandung urea dan
menujukan bahwa urin sample B tidak normal.
Amonia, pada
keadaan normal terdapat sedikit dalam urin segar. Pada penderita diabetes
millitus, kandungan amonia dalam urinnya sangat tinggi.
c. Kreatinin dan
kreatin (kreatinin : produk pemecahan kreatin), normalnya 20-26 mg/kg pada
laki-laki, dan 14-22 mg/kg pada perempuan.
d. Asam urat,
adalah hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat sangat
sukar larut dalam air, tetapi mengendap membentuk garam-garam yang larut dengan
alkali. Pengeluaran asam urat meningkat pada penderita leukimia, penyakit hati
berat.
Kesimpulan
Dari
hasil praktikum uji urine dalam 4 perlakuan maka dapat kami simpulkan sebagai
berikut :
1.
Kandungan glukosa dalam urine
Sampel A : sebelum dipanaskan larutan benedict
berwarna biru tua, setelah dipanaskan dimasukan urine 5ml lalu dipanaskan lagi
sehingga terjadi perubahan warna menjadi biru kehijauan. Maka urine tersebut
sehat.
Sampel
B : sebelum dipanaskan larutan benedict berwarna biru tua, setelah dipanaskan
dan dimasukan urine 5ml lalu di panaskan lagi. Terjadi perubahan warna biru tua
lebih pekat. Sehingga urine tersebut dinyatakan lebih sehat.
2.
Kandungan albumin dalam urine
Pada
ke dua sampel tersebut tidak terdapat adanya cincin berwarna putih pada urine.
Maka ke dua sampel tersebut dinyatakan sehat.
3.
Kandungan khlorida dalam urine
Pada
ke dua sampel tersebut terdapat endapan putih setelah di tambahkan AgNO3.
Perubahan yang terjadi membuktikan adanya khlorida radikal pada urine tersebut.
Maka ke dua sampel tersebut dinyatakan sehat.
4.
Kandungan amoniak dalam urine
Sampel
A : berwarna kuning bening dan berbau setelah di panaskan. Maka terdapat
amoniak dalam urine. Hal tersebut menunjukan bahwa urine sehat.
Sampel
B : berwarna kuning bening dan tidak berbau setelah dipanaskan. Maka pada urine
tersebut tidak mengandung amoniak dan urine tersebut dinyatakan tidak sehat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kidney-facts.com/kesehatan-ginjal/bagaimana-ginjal-bekerja/apa-saja-zat-sisa-dalam-urin/&lang=id[diakses
pada tanggal 13 januari 2017]
Pratiwi D. A. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta :
Erlangga
Sloane,
Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: DIKTI.
Anonym.fiswan-sistem-ekskresi.dan-mikrobiologi.http://asihsriwijayanti.blogspot.co.id.
[online]. [13 Januari 2017]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar