Minggu, 15 Januari 2017

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.
Disusun oleh :
KELOMPOK 2
Dini Fajriani (14541001)
Eneng Diarini Nur Fadilah (14541010)
Hanie Nur Fauziah (14541039)
Neng Vivi Silvianur (14541030)
Novie Achdiani Pratiwi (14541023)
Saepul Milah (14541015)
Silvi  Handriyati (14541013)
BIOLOGI 3-A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT 

1.Tujuan Percobaan
      1. Glukosa dalam urine yaitu untuk membuktikan bahwa ada dan tidaknya glukosa dalam urine tersebut.
      2. Albumin dalam urine yaitu untuk membuktikan bahwa ada dan tidaknya albumin dalam urine tersebut.
      3. Chlorida dalam urine yaitu untuk membuktikan bahwa ada dan tidaknya chlorida dalam urine tersebut.
      4. Amonia dalam urine  yaitu agar kita dapat mengetahui dan mengenal bau amonia dari hasil penguraian urea dalam urine pada sampel tersebut.
      2.1 Alat dan Bahan
      Alat :
      1. Tabung Reaksi
      2. Pipet tetes 
      3. Rak tabung
      4. Gelas ukur 
      -       
      Bahan:
      1. Amonia
      2. Urine
      3. Chlorida
      4. Asam nitrir pekat
      5. Albumin
      6. Larutan AgNo3 10%
      7. Larutan Benedict

      Langkah kerja
      1.Mengambil 4 buah tabung reaks, kemudian
      2.Diberi tanda / label pada masing masing tabung dengan huruf A, B, C, dan D
      3. Ditambahkan 5 cc larutan gist yang telah dibuat dan kemudian di didihkan dengan Bunsen.
      4. Dmasukan 1cc larutan gist yang telah dipanaskan kedalam tabung A dan B.
      5.Kemudian diambil 5cc larutab gust yng masi dingin dan dimasukan kedalam tabung C dan D
      6. Kemudian ditambahkan kedalam masing masing tabung A,B,C dan D 1cc larutan glukosa 10% dan 1cc Methylen blue.
      7.Setelah itu, semua tabung tersebut diencerkan denga ditambahkan aquades sebanyak 5cc kemudian sumbat dengan ibu jari serta dikocok masing masing tabung raksi tersebut.
      8. setelah itu tabung A dan C dibiarkan terbuka sedangkan tabung B dan D disumbat dengan menggunakan kapas .
      9. dimasukan semua tabung reaksi tersebut kedalan pemanas air dengan suhu 40o C
      10. Kemudian melakukan pengamatan pwrubahan warna yang terjadi selang 10 menit selama 40 menit . 

      HASIL PENGAMATAN
      Berikut ini adalah gambar urin yang akan dari sampel A dan sampel B yang akan dilakukan percobaan :
      NO
      URIN
      SAMPEL A
      SAMPEL B
      1.
      Gambar
      Description: D:\tugas\tugas kuliah\fiswan praktikum\20170109_100228.jpg
      Description: D:\tugas\tugas kuliah\fiswan praktikum\20170109_100232.jpg

      Berikut ini adalah gambar dari beberapa uji percobaan terhadap urin :
      1.      Uji Glukosa
      NO.
      URIN
      UJI GLUKOSA
      PENJELASAN
      1.
      Sampel A
      Description: D:\tugas\tugas kuliah\fiswan praktikum\20170109_095528.jpg
      a.       Sebelum dipanaskan berwarna biru tua.
      b.      Setelah dimasukkan urin dan dipanaskan berwarna biru kehijauan.
      c.       Urinnya sehat.
      2.
      Sampel B
      Description: D:\tugas\tugas kuliah\fiswan praktikum\20170109_095547.jpg
      a.       Sebelum dipanaskan berwarna biru tua.
      b.      Setelah dimasukkan urin dan dipanaskan tetap berwarna biru tua dan lebih pekat.
      c.       Urinnya lebih sehat.


      2.      Uji Albumin
      NO.
      URIN
      UJI ALBUMIN
      PENJELASAN
      1.
      Sampel A
      Description: D:\tugas\tugas kuliah\fiswan praktikum\20170109_095435.jpg
      a.    Tidak terdapat adanya cincin berwarna putih pada urin.
      b.   Urin sehat.
      2.
      Sampel B
      Description: D:\tugas\tugas kuliah\fiswan praktikum\20170109_095455.jpg
      a.    Tidak terdapat adanya cincin berwarna putih pada urin.
      b.   Urin sehat.


      3.      Uji Chlorida
      NO.
      URIN
      UJI CHLORIDA
      PENJELASAN
      1.
      Sampel A
      Description: D:\tugas\tugas kuliah\fiswan praktikum\20170109_095636.jpg
      a.       Terdapat endapan putih setelah ditambahkan AgNO3
      b.      Perubahan yang terjadi membuktikan adanya chloride radikal dalam urin tersebut.
      c.       Urin sehat.
      2.
      Sampel B
      Description: D:\tugas\tugas kuliah\fiswan praktikum\20170109_095844.jpg
      a.       Terdapat endapan putih setelah ditambahkan AgNO3
      b.      Perubahan yang terjadi membuktikan adanya chloride radikal dalam urin tersebut.
      c.       Urin sehat.


      4.      Uji Amonia
      NO.
      URIN
      UJI AMONIA
      PENJELASAN
      1.
      Sampel A
      Description: D:\tugas\tugas kuliah\fiswan praktikum\20170109_100718.jpg
      a.       Berwarna kuning bening
      b.      Berbau setelah dipanaskan
      c.       Terdapat ammonia dalam urin tersebut
      d.      Urinnya sehat
      2.
      Sampel B
      Description: D:\tugas\tugas kuliah\fiswan praktikum\20170109_100726.jpg
      a.       Berwarna kuning bening
      b.      Tidak berbau setelah dipanaskan
      c.       Tidak terdapat ammonia pada urin tersebut
      d.      Urin kurang sehat





      Hasil Pengamatan dan Pembahasan
                  B. PEMBAHASAN
      Urin adalah salah satu hasil dari sisa metabolisme atau sampah yang harus keluar dari tubuh. Urin juga mengatur jumlah cairan dalam tubuh. Zat yang keluar bersama urin memang harus keluar dari tubuh atau bisa menjadi sumber penyakit untuk tubuh. Untuk dari itu perlu dilakukan sebuah tes agar dapat kita dapat mengetahui sejauh mana kesehatan tubuh kita. Untuk itu kami melakukan beberapa tes yaitu uji glukosa, uji klorida, uji albumin dan uji amonia. Berikut hasil dari praktikum yang telah kami lakukan:
      1.      Uji Glukosa
      Pemeriksaan glukosa urine dengan tes reduksi atau menggunakan benedict ini memanfaatkan sifat glukosa sebagai pereduksi. Zat yang paling sering digunakan untuk menyatakan adanya reduksi adalah yang mengandung garam cupri. Reagen terbaik yang mengandung garam cupri adalah larutan Benedict.  Prinsip dari tes Benedict, yaitu glukosa dalam urine akan mereduksi kuprisulfat (dalam benedict) menjadi kuprosulfat yang terlihat dengan perubahan warna dari larutan Benedict tersebut. Jadi, bila urine mengandung glukosa, maka akan terjadi reaksi perubahan warna seperti:
      a.       Hijau               : kadar glukosa 1%
      b.      Merah              : kadar glukosa 1.5%
      c.       Orange             : kadar glukosa 2%
      d.      Kuning             : kadar glukosa 5%
      Namun, bila tidak terdapat glukosa, maka reaksi tersebut tidak akan terjadi dan warna dari benedict tidak akan berubah.
                  Pada saat praktikum kami menggunakan 2 sampel urin, sebelum memasukan urin kedalam tabung reaksi, larutan benedict dipanaskan terlebih dahulu setelah larutan tersebut panas urin dimasukan dan dipanaskan kembali. Setelah ± 1 menit, larutan tersebut diamati. Dan di dapatkan hasil sebagai berikut:
      Sampel A : warna berubah menjadi biru kehijauan
      Sampel B : warna tetap biru seperti sebelum dipanaskan.
                  Hal tersebut menunjukan bahwa sampel A dan B masih dikatagorikan bahwa urin tersebut masih dikatagorikan Normal. Namun bila dibandingkan dengan sampel B lebih bagus atau dalam kata lain urin B tersebut lebih sehat daripada sampel B bila dilihat dari perubahan yang terjadi. Seperti diatas dijelaskan bahwa bila terjadi perubahan warna pada urin setelah diberi perlakuan maka dapat mengidentifikasikan bahwa urin mengandung glukosa. Seperti yang telah terlihat urin sampel A mengalami perubahan meskipun perubahannya tidak signifikan maka dari itu kami tidak dapat menyimpulkan dengan pasti perkiraan kadar glukosa yang dimiliki urin A.


      2.      Uji chlorida
      Pada uji Chlorida, kami mengguanakan 5 ml urin yang di tetesi dengan larutan NaOH sebanyak 5  tetes. Setelah diamati pada kedua sampel terdapat partikel – partikel kecil yang berwarna putih yang terdapat pada urin, hal tersebut menunjukan bahwa sampel A dan sampel B positif mengandung chlorida. Indikasi adanya chlorida ini menunjukan bahwa fungsi urin masih bagus karena zat ini memang seharusnya  dikeluarkan oleh tubuh kita.
      3.      Uji Albumin
      Pada uji yang dilakukan pada 2 sample urin (urin A dan urin B) didapat hasil percobaan tida ada cincin putih pada air urin yang ditetesi asam pekat. Ini menunjukan bahwa kedua sample urin sehat dan tidak ada gangguan pada ginjal apabila pada sample urin di temukan cincin putih ketika ditetesi asam pekat ini menunjukan adanya indkasi albuminuria yaitu keadaan rusaknya ginjal dimana urin berisi terlalu banyak protein . Albumin ini merupakan salah satu protein utama dalam tubuh manusia,  yang seharusnya diserap ketika melewati ginjal sehingga pritein dapat diserap lagi oleh tubuh manusia.
      4.      Uji Amonia
      Pada percobaan kali ini dengan menggunakan 2 sample uri yaitu sampel A dan sample B didapat hasil bahwa ketika dipanasakan urin dengan sampel A memiliki bau seperti bau pesing, ini menunjukan bahwa urin pada sampel A sehat karena terdapat bau ketika dipanaskan. Sedangkan pada urin sampel B ketika dipanaskan tidak tercium bau pesing ini menunjukan bahwa pada urin sampel B tidak mengandung urea dan menujukan bahwa urin sample B tidak normal.           
      Amonia, pada keadaan normal terdapat sedikit dalam urin segar. Pada penderita diabetes millitus, kandungan amonia dalam urinnya sangat tinggi.
      c. Kreatinin dan kreatin (kreatinin : produk pemecahan kreatin), normalnya 20-26 mg/kg pada laki-laki, dan 14-22 mg/kg pada perempuan.
      d. Asam urat, adalah hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat sangat sukar larut dalam air, tetapi mengendap membentuk garam-garam yang larut dengan alkali. Pengeluaran asam urat meningkat pada penderita leukimia, penyakit hati berat.


      Kesimpulan
      Dari hasil praktikum uji urine dalam 4 perlakuan maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :
      1. Kandungan glukosa dalam urine
       Sampel A : sebelum dipanaskan larutan benedict berwarna biru tua, setelah dipanaskan dimasukan urine 5ml lalu dipanaskan lagi sehingga terjadi perubahan warna menjadi biru kehijauan. Maka urine tersebut sehat.
      Sampel B : sebelum dipanaskan larutan benedict berwarna biru tua, setelah dipanaskan dan dimasukan urine 5ml lalu di panaskan lagi. Terjadi perubahan warna biru tua lebih pekat. Sehingga urine tersebut dinyatakan lebih sehat.
      2. Kandungan albumin dalam urine
      Pada ke dua sampel tersebut tidak terdapat adanya cincin berwarna putih pada urine. Maka ke dua sampel tersebut dinyatakan sehat.
      3. Kandungan khlorida dalam urine
      Pada ke dua sampel tersebut terdapat endapan putih setelah di tambahkan AgNO3. Perubahan yang terjadi membuktikan adanya khlorida radikal pada urine tersebut. Maka ke dua sampel tersebut dinyatakan sehat.
      4. Kandungan amoniak dalam urine
      Sampel A : berwarna kuning bening dan berbau setelah di panaskan. Maka terdapat amoniak dalam urine. Hal tersebut menunjukan bahwa urine sehat.
      Sampel B : berwarna kuning bening dan tidak berbau setelah dipanaskan. Maka pada urine tersebut tidak mengandung amoniak dan urine tersebut dinyatakan tidak sehat.
       





      DAFTAR PUSTAKA
      Pratiwi D. A. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga
      Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC
      Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: DIKTI.
      Anonym.fiswan-sistem-ekskresi.dan-mikrobiologi.http://asihsriwijayanti.blogspot.co.id. [online]. [13 Januari 2017]



      Tidak ada komentar:

      Posting Komentar